HIDUP itu seperti sebuah perlombaan. Hidup adalah seperti sebuah olimpiade. Persis sama ketika seorang pemenang dikatakan pemenang jika mereka berhasil melewati garis finish dengan catatan terbaik. 3 terbaik akan mendapatkan medali, emas, perak, dan perunggu.
Maka memang sayang sekali bagi mereka yang menjalani hidup dengan biasa-biasa saja. Ala kadarnya. Apakah kita ingin menjalani hidup dengan meninggalkan catatan sejarah bertinta emas, hitam, atau merah, itu adalah pilihan. Beberapa catatan tentang rekam prestasi saya juga dilandasi sebuah semangat bahwa dalam hidup ini saya tidak ingin menjadi orang biasa. Saya harus bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat dan menginspirasi bagi banyak orang.
Lantas, mengapa banyak orang yang ingin menjadi pemenang namun belum juga keluar sebagai pemenang yang diinginkan?
Ada 3 hal yang menurut saya membuat seseorang menjadi terhambat untuk meraih kemenangan yang gemilang:
1. Menganggap Kemenangan adalah Bakat Lahir
Banyak orang yang minder dan tidak percaya bahwa diri mereka layak menjadi pemenang. Mereka menganggap bahwa orang-orang yang menang saat ini adalah mereka yang dari lahir memang sudah ditakdirkan untuk menang. Seperti di kampus saya misalnya, saya masih menemukan orang yang berkata, “dia sih memang pintar, pantas saja kalau IP nya cum laude.” Baiklah, potensi orang berbeda-beda, tetapi daripada hanya berkomentar, ciptakanlah kemenangan di bidang-bidang yang lain. Kita semua terlahir sebagai pemenang.
2. Malu untuk Menjadi Seorang Pemenang
“Gue takut nanti jadi sombong, Ry. Gue apa adanya aja deh.” Familiar dengan kata-kata seperti ini? Ya, ada orang yang menghambat kemenangan dan kemajuannya sendiri memang karena dia menganggap bahwa meraih kemenangan itu adalah sebuah kejahatan yang dapat menggiring orang menjadi sombong dan lupa daratan. Ini sama dengan membiarkan diri kita menjadi orang yang hidup dengan biasa-biasa saja. Saya banyak sekali menemukan contoh orang yang prestatif, penuh karya, namun tetap rendah hati. Jauh sekali dari sifat sombong. Justru dengan prestasi mereka, mereka semakin mampu memberikan banyak manfaat untuk orang-orang di sekitarnya.
3. Tidak Tahu Bagaimana Menjadi Pemenang
Seorang atlit olimpiade yang pertama kali menyentuh garis finish tidak lahir secara singkat tanpa adanya sebuah latihan yang intensif. Semuanya membutuhkan proses. Menjadi pemenang apapun di bidang apapun, ada sebuah proses yang harus dilewati. Jika memang ingin benar-benar menjadi seorang pemenang, temukan cara yang tepat. Bisa dengan membaca buku-buku pengembangan diri, mengikuti seminar, hingga belajar dari seorang mentor.
Jika ditanya di hati yang paling dalam, semua orang pasti ingin menjadi pemenang. Yap, siapapun mereka. Namun mengapa masih banyak orang yang kalah dibandingkan orang yang menang? Salah satunya karena masih ada 3 hal penghambat kemenangan itu di dalam diri mereka. Bagaimana pendapat sahabat semuanya?
Ingin ngobrol lebih lanjut dengan saya? Follow saja @ArryRahmawan
