Kelas Studentpreneur

5 Kesalahan Utama Para Wirausaha Mahasiswa (Writing Challenge #13)

Written by Arry Rahmawan

Hari ini saya senang sekali bisa menjadi bagian dari tim penguji (reviewer) progress dariย Program Mahasiswa Wirausahaย Universitas Indonesia 2015. Sebagai anggotaย pembuat Kurikulum Kewirausahaan tingkat Universitasย dari Direktoratย Inovasi dan Inkubator Bisnis (DIIB) UI, ini menjadi tantangan saya untuk mengkritisi sejauh apa progress dari para peserta yang mendapatkan kucuran dana puluhan juta rupiah dari universitas.

Saya selalu senang untuk menjadi tim penilai,ย karena bisa belajar berbagai inovasi dari para mahasiswa serta juga bisa memberikan masukan dari perspektif saya. Bidang usaha yang sayaย monitor dan evaluasi ini pun bermacam – macam. Mulai dari kuliner, agrikultur, start-upย digital,ย technopreneur,ย hingga konsultan branding.

Berdasarkan hasil pengamatan saya, nyaris semua peserta ituย melakukan kesalahan yang sama dalam menjalankan bisnis mereka. Dalam perspektif saya, saya melihat ada setidaknya 5 jebakan wirausaha mahasiswa (5 studentpreneur traps). Apabila kita terkena satu atau lebih dari jebakan ini, maka bisa dipastikan berapapun dana yang dikucurkan maka bisnis tersebut tidak bertahan lama.

Apa sajakah kesalahan atau jebakan – jebakan tersebut? Berikut iniย akan saya jelaskan satu per satu.

Memiliki Obsesi yang Biasa Saja atau Bahkan Tidak Jelas

Sebagai tim evaluator monEv, salah satu yang saya perhatikan dari para presenter atau tim yang membawakan presentasi mereka adalahย antusiasmeย mereka untuk membuat bisnis yang mereka jalani ini berkembang. Beberapa di antara tim ini, membawakan presentasi justru bukannya antusias tetapi malah terlihat lemas. Tidak terlihat adanya semangat mereka membawakan presentasi. Bahkan, terkesan mereka tidak yakin bahwa bisnisnya akan berkembang.

Beberapa di antara mereka bahkan ada yang mengeluh,

“Kesulitan kami itu adalah bagaimana membagi beban kuliah dengan beban bisnis, Pak. Kami tidak bisa melakukannya.”

Heloooooo…. Kalauย dari awal Anda sudah menyerah, buat apa memutuskan berbisnis saat masih mahasiswa? Seharusnya, risiko beban terbagi itu sudah diperhitungkan dengan matang. Saya menyarankan bagi mereka yang ingin tahu bagaimanaย membagi waktu bisnis dan kuliah bisa membaca bukuย best-sellerย yang saya tulis, Studentpreneur Guidebook – Berani Memulai Bisnis Sejak Muda.

Karena keraguan inilah, seringkali saya bertanya kepada mereka:

“Apakah kamu yakin bisnis kamu bisa bertahan? Apakah kamu yakin, saat kamu lulus bisnis kamu masih berjalan? Kamu ingin bisnis kamu sebesar apa?ย Sejauh apa kamu ingin mengembangkan bisnis ini?”

Beberapaย dari mereka yang menjawab, “untuk saat ini sih kami masih berpikir untuk sekedar buka boothย aja, Pak.”

Obsesi, menurut saya menjadi faktor penting wirausahawan untuk mengembangkan bisnis mereka. Seberapa besar bisnis mereka berkembang itu tergantung dari obsesinya. Jika hanya terobsesi sebesarย booth,ย ya jadinyaย booth.ย Jika terobsesi menjadi cafe, maka akan menjadi cafe. Jika terobsesi menjadi gedung, maka akan menjadi gedung. Jika terobses membuat pabrik, maka akan jadi pabrik.

Seringkali diย eventย mahasiswa seperti ini, saya jarang melihat obsesi yangย clear.ย Jadi saran saya, coba miliki obsesi yang jelas dan yakin bisa mencapainya.

Inovasi yang Dibuat Tidak Berdasar Kebutuhan

Beberapa kelompok saya apresiasi karena memiliki inovasi serta kreativitas yang sangat bagus. Tetapi, kreativitas yang bagus saja tidaklah cukup apabila hal itu tidak didasarkan kebutuhanย pengguna atau menyadarkan pengguna bahwa mereka membutuhkan solusi tersebut.

Inilah hal yang sering saya temukan di lapangan :ย mahasiswa terlalu bangga dengan ide kreatifnya, padahal tidakย menjadi solusi atas kebutuhan apapun.

Ada kelompok yang sangat defensif menyatakan bahwa ide merekaย sangat kreatif, tetapi sales nya nol! Beberapa kelompok lainnya juga banyak yang kreatif denganย pikiran terbuka untuk menerima masukan. Saran saya, selalu buatย solusi (produk / jasa) yang menjawab 3 hal berikut ini:

  • Membantu orang untuk memenuhi kebutuhannya
  • Membantu orang untuk mencapai ambisinya
  • Membantu orang untukย mengurangi kesengasaraanย dalam hidupnya

Value,ย selalu diciptakan dari ketiga hal di atas.ย Ide kreatif akan percuma bila tidakย fitย dengan ketiga hal tersebut,ย jika kita membicarakan bisnis.

Lemah Terhadap Uang

Ini adalah penyakit yang juga banyak menjangkiti wirausaha mahasiswa : lemah terhadap uang. Maksudnya adalah, sedikit sekali saya menemukanย wirausaha mahasiswa yang menarget tinggi omzet serta profitnya, dan bisa mencapainya. Kebanyakan dari wirausaha mahasiswa hanya fokus pada penciptaanย produk atau jasa, namun tidak fokus terhadap profitnya. Padahal profit merupakan salah satu parameter keberhasilan dalam sebuah usaha.

Entah mungkin pemikiran mahasiswa yang masih memilikiย mindsetย antara idealisme dengan uang. Misalnya, dalam berwirausaha mereka meniatkan untuk membuat cemilan sehat hingga lupa bahwa agar bisnisnya bertahan maka mereka juga harus memiliki banyak profit.

Saat ditanya, berapa targetย penjualan dan keuntungan untuk bulan ini? Berapa target untuk bulan depan? Jawabannya agak ragu, “yaa….. kita masih coba agar bisa segini…… (jumlahnya kecil sekali)”. Wirausaha yang berhasil adalah mereka yang memiliki targetย penjualan dan keuntungan yang jelas. Jangan lemah terhadap uang. Mendapatkan banyak uang itu bukan keburukan. Uang bersifat netral, tinggal bagaimana kita mendapatkan serta mengelolanya.

Selanjutnya,ย gunakan teknik penjualan yang ampuh. Mulai dari menggunakanย social media,ย hingga menggunakan iklan (silakan cari mana yang paling cocok).

Selalu Berpikir untuk Menjual Satuan / Ritel

Banyak dari wirausaha mahasiswa yang berpikir bahwa berbisnis itu berarti selalu menjual pada konsumen atau penggunanya langsung. Pola pikir seperti ini seringkali membuat kita capek, karena harus menjual barang satu per satu hingga akhirnya semuanya ludes.

Padahal, dalam berbisnis itu yang namanya konsumen tidak hanya para pengguna langsung (user). Kita bisa menjual produk – produk kita ke distributor atauย reseller.ย Sekali jual bisa 20 – 100 biji, namun dengan marjin keuntungan yang lebih sedikit. Tidak masalah, asalkan memang secaraย profitย lebih besar kenapa tidak?

Atau, kita juga bisa menjadiย supplier.ย Saya senang dengan sebuah ide peserta yang ingin menjual produknya ke fakultas yang bersangkutan dan menjadikan barang tersebut menjadi barang yang wajibย digunakan di fakultas tersebut (setiap mahasiswa diwajibkan beli).ย Jikaย kesepakatan ini tembus, maka si peserta tadi bisa menjadiย supplierย tetap karena setiapย tahun akan terus berdatangan mahasiswa baru.

Tim yang Gemuk namun Tidak Berdaya

Kesalahan terakhir yang biasa saya temui di lapangan adalah bisnis wirausaha mahasiswa yang saya temui memiliki struktur yang gemuk. Minimal mereka memulai bisnisย ber-5 hingga ber-9 orang. Peran pun mulai dibagi dan beraneka ragam. Mulai dariย pemimpin (CEO), petugas riset, membuat produk, keuangan, pemasaran, dan lain sebagainya. Namun sayangnya, tim yang gemuk ini tidak diiringi kualitasย serta komitmen yang bagus. Ditambah kepemimpinan yang lemah pula, maka lengkaplah hambatan dalam tim ini.

Saran saya, selalu mulai bisnis dengan sedikit orang, namun pastikan tenaga serta komitmennya itu setara 3 – 5 orang. Inilah yang baru kita sebutย partner.ย Jika kebanyakan orang, maka kita pun akan semakin banyak bergantung kepada orang lain. Jika ada yang tidakย bekerja dengan baik, jatuhlah performa usaha.

Itulah 5 kesalahan wirausaha mahasiswa yang biasa saya temui. Setujukah Anda dengan apa yang saya sampaikan di atas? Saya tidak sabar menunggu masukan dan saran Anda pada kotak komentar di bawah.

Semogaa bermanfaat!

Salam,

Arry Rahmawan
Entrepreneur; Lecturer; Trainer
Founder CerdasMulia Institute & AlKindiKids
Founder Young Trainer Academy & TDA Kampus

Opt In Image

Download Ebook SimplyProductive Gratis!

Saatnya MELIPATGANDAKAN Produktivitas Hidup dengan CEPAT dan MUDAH

Pelajari bagaimana saya dapat MELIPATGANDAKAN PRODUKTIVITAS hidup hanya dengan MELAKUKAN BEBERAPA HAL SEDERHANA. Cukup masukkan nama dan alamat email Anda untuk mendapatkan ebook nya. 100% gratis dan langsung download! Berminat? Masukkan Email Anda Sekarang!

100% Aman. Link Download akan Dikirim Via Email.

About the author

Arry Rahmawan

Arry Rahmawan adalah seorang pembelajar dan juga praktisi pendidikan. Arry merupakan dosen tetap di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Saat ini Arry sedang menjalankan tugas belajar dengan melanjutkan studi doktoral di Faculty of Technology, Policy, and Management, Technishce Universiteit Delft, Belanda. Bidang yang ditekuninya saat ini adalah metode pemodelan dan simulasi sistem untuk pengambilan keputusan di bidang transportasi, khususnya transportasi laut.

Di sela-sela kesibukannya, Arry senang berbagi pemikiran seputar pendidikan dan pengembangan diri melalui blognya di arryrahmwan.net, Youtube Channel, dan juga sebagai trainer di CerdasMulia Institute.

Arry berpengalaman sebagai narasumber di berbagai macam instansi pemerintah, kementerian, BUMN, dan institusi pendidikan. Apabila berminat untuk mengundang Arry sebagai narasumber, silakan hubungi 0813 1844 2750 (Melinda) atau email ke arry.rahmawan(at)gmail.com.

Untuk informasi lebih lengkap, silakan klik halaman berikut ini.

Leave a Comment

Ingin Mempelajari Ilmu Pengembangan Diri Lebih Mendalam?
Join dengan Klub Pengembangan Diri Indonesia!
Jadilah satu dari sedikit orang yang mendapatkan tips berkualitas untuk membuat hidup lebih bermakna, bertumbuh, dan berdampak
Saya Gabung!
*Klub Pengembangan Diri Indonesia adalah sebuah klub online di Facebook yang berisi berbagai arsip, artikel, serta training pengembangan diri online gratis!
Dapatkan ebook "SimplyProductive" untuk melipatgandakan produktivitas Anda
Saya Mau!

Ingin Hidup Anda Bertumbuh?

Segera bergabung dengan Klub Pengembangan Diri Indonesia untuk mendapatkan tips dan online course tentang bagaimana mewujudkan hidup yang lebih baik
Saya Mau!