“Ah, kalo gitu doang sih gue juga bisa!” Pernahkah kita mendengar kata-kata ini terucap dari orang di sekitar kita? Atau yang lebih dekat, pernahkah kata-kata itu meluncur dari diri kita sendiri? Saya menyebutnya sebagai sindrom ‘penonton’. Kenapa penonton? Karena biasanya orang-orang yang seperti itu hanya bisa menonton dan berkomentar, sementara mereka tidak suka menjadi pemain dan mewujudkan mimpi-mimpi mereka.
Sebagai contoh, ada seorang yang mendapat penghargaan karena berhasil menciptakan sebuah produk yang inovatif. Setelah dilihat lebih lanjut ternyata produknya sederhana dan sindrom itu pun muncul, “Ah, kaya gitu gue juga bisa”. Ada juga seorang penulis best seller yang bukunya pun laris manis bak kacang goreng, tetapi setelah dilihat-lihat ternyata isinya cuma begitu-gitu doang. “Ah, kalo ini sih gue juga bisa.”
Sahabat, banyak sekali orang yang seringkali meremehkan hasil jerih payah orang lain. Banyak sekali orang yang seringkali ingin menunjukkan bahwa mereka tidak kalah kualitasnya terhadap orang yang menciptakan karya, sehingga menggunakan sindrom ini sebagai alasan.
Tahukah Anda, bahwa ada satu perbedaan mendasar antara seorang pemain dan penonton? Ya, dalam kehidupan nyata pun seorang penonton hanyalah mereka yang menonton tanpa keinginan untuk mewujudkan mimpi-mimpi mereka. Sementara, lihat seorang pemain. Walaupun ide dan mimpi mereka sederhana, tetapi mereka memutuskan untuk ikut andil dalam permainan dan berorientasi kepada aksi nyata.
Orang yang sudah menghasilkan sesuatu, menjadi pemain, sesederhana apapun karya, ide, dan gagasan mereka, yakinlah mereka sudah melewati masa-masa sulit dan penuh cobaan untuk bisa mewujudkan mimpi mereka tersebut. Berbeda dengan seorang penonton, yang hanya bisa berkomentar. Sekuat apapun seorang penonton berkata bahwa mereka bisa melakukan apa yang bisa dilakukan para pemain, hal tersebut tidaklah berarti karena ada perbedaan yang lebar antara pemain dan penonton yaitu kegigihan untuk memperjuangkan gagasan. Inilah yang tidak bisa dilakukan oleh para penonton. Inilah yang tidak bisa dilakukan oleh mereka yang suka berkata, “Ah, kalau begin gue juga bisa”. Itulah yang mereka tidak punya. Kegigihan untuk mewujudkan impian.
Jadi, bagaimana dengan Anda? Apakah pernah terkena sindrom penonton? Ataukah Andalah sang pemain itu?
Ingin berkomunikasi dengan saya? Follow saja @ArryRahmawan
