Tulisan ini bukan untuk pamer-pamer amalan, namun lebih ke arah untuk menginspirasi pembaca agar melakukan kebaikan yang bisa didapat di dalamnya. Pernahkah kita berpikir berapa uang yang kita habiskan untuk nonton film di bioskop? Pernahkah kita menghitung berapa uang yang sudah kita habiskan untuk belanja di mall? Pernahkah kita berpikir untuk menghitung berapa uang yang sudah habis digelontorkan untuk biaya kita liburan dan bersenang-senang?
Pertanyaan terakhir, berapa nominal terbesar sekali transaksi yang pernah Anda keluarkan untuk sedekah? Besarkah perbedaannya dibandingkan dengan apa yang kita belanjakan untuk keperluan kita sehari-hari?
Indonesia ini boleh jadi memiliki banyak orang kaya dan berkecukupan. Tetapi, Anda boleh survey nominal uang berapa yang paling banyak ada di kotak-kotak amal masjid. Saya yakin bukan nominal yang tertinggi. Justru malah mayoritas berada di nominal paling rendah.
Kita boleh jadi sangat yakin bahwa dengan bekerjalah kita bisa mendapatkan uang. Kita boleh jadi lebih percaya kepada manusia yang menjamin rezeki kita dibandingkan dengan Tuhan kita sendiri. Kita lebih percaya sedekah justru mengurangi harta yang kita miliki. Siapa yang mempercayai ayat berikut ini?
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkan itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Rabb Mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaaan si penerima). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah: 261-263)
Saya punya sebuah kisah nyata yang saya alami sendiri. Dulu, sewaktu awal-awal mendirikan CerdasMulia Leadership and Training Center, saya memerlukan modal awal sekitar delapan juta rupiah. Waktu itu saya hanya memiliki sedikit uang dan bahkan untuk makan pun saya harus irit. Saya mencoba untuk mengamalkan surat Al-Baqarah tersebut, yaitu memasukkan Rp10.000 per hari di kotak amal masjid komplek rumah saya sambil berdoa semoga Allah menggelontorkan saya peralatan yang saya perlukan sebagai modal awal.
Percaya tidak percaya, keajaiban pun mulai datang. Tawaran-tawaran mengisi pelatihan meningkat. Yang lebih luar biasa lagi adalah ternyata saya mendapatkan dana hibah sebesar Rp20.000.000 di minggu berikutnya. Benar-benar balasan yang sangat cepat sekali.
Semenjak itu saya menjadi yakin bahwa jika kita ingin mendapatkan uang yang banyak, maka nafkahkanlah di jalan Allah dengan lebih banyak. Apabila dalam tuntunan diperintahkan 2,5%, bagaimana jika kemudian dinaikkan 10% dari pendapatan yang kita miliki saat ini? Bukankah itu justru malah semakin membuat rezeki kita berlimpah?
Jadi, berapa besar nominal yang pernah Anda sedekahkan bagi orang-orang yang memerlukan?
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saja @ArryRahmawan
