“AH! Dia sekarang menjadi sukses seperti itu karena beruntung!” Itu yang dikatakan seorang teman saat mengikuti sebuah seminar inspiratif yang menceritakan orang yang dulunya semasa kuliah hidup sangat kesulitan, sehingga dia memutuskan untuk memulai wirausaha yang membuatnya sukses di usia 26 tahun.
Setelah itu dipanggil lagi pembicara kedua, seorang ibu rumah tangga yang mampu menghasilkan omzet puluhan juta dalam sebulan sambil berhasil mengasuh anak-anaknya, teman saya berkomentar lagi “Terang saja dia berhasil pasti memiliki sokongan modal dari suaminya, sementara aku mana ada modal untuk membuka bisnis?”
Mendengar teman saya berkomentar ini, saya pun kemudian hanya geleng-geleng saja dalam hati. Memangnya apa sih yang sudah dia hasilkan sehingga hanya mengomentari orang-orang?
Seandainya boleh memilih menjadi komentator atau pemain dalam kehidupan, manakah yang akan kita pilih? Seumur hidup, komentator hanyalah bisa berbicara, berkata, namun tidak ada tindakan nyata yang bisa dihasilkan. Justru dengan menjadi pemain lah, seseorang bisa berkembang dan terus berkembang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Jadi, pilih mana? Menjadi tukang komentar atau orang yang langsung menggebrak dengan tindakan nyata? Keduanya adalah pilihan kita. 😉
Ingin ngobrol lebih lanjut dengan saya? Follow saja @ArryRahmawan
