Hari ini saya mendapat sebuah teguran setelah pulang dari Lombok, “Ry ke mana aja nih? Temen-temen TDA lagi butuh banget nih sama loe.” Mendapatkan teguran seperti itu, sontak saya langsung membuat inisiatif pertemuan dengan teman-teman TDA Kampus. Waktu itu temen-temen TDA Kampus ingin mengajukan sebuah gagasan tentang program kerja kelas berbagi. Jadi, program kerja ini adalah membuat kelas-kelas edukasi bisnis gratis yang bisa dihadiri oleh mahasiswa, yang pembicaranya berasal dari mentor-mentor kami di Komuitas TDA.
Hari ini saya belajar bahwa sebuah kepemimpinan, bagaimanapun bentuknya membutuhkan pengorbanan akan waktu. Seorang pemimpin tidak bisa mengharapkan segalanya selalu berjalan otomatis tanpa adanya masalah sama sekali. Seorang pemimpin yang peduli, pasti akan senantiasa memberikan waktunya sebagai bentuk kepedulian terhadap orang-orang yang dipimpinnya.
Saya banyak membaca koran-koran dan surat kabar, mengabarkan bahwa pemimpin-pemimpin Indonesia saat ini memiliki kekayaan dan kemewahan yang luar biasa dalam hidupnya di saat rakyatnya berada dalam kesulitan hidup. Bertandang dan menyentuh masyarakat hanya ketika terjadi bencana.
Saya langsung teringat akan sosok seorang Rasulullah saw, seorang pemimpin yang memilih untuk bergaya hidup sederhana. Abu Bakar Ash-Shidiq yang tidak tanggung-tanggung sedekahnya untuk bisa membuat orang yang dipimpinnya jauh dari kemiskinan, Umar bin Khattab yang rela untuk berjalan-jalan tengah malam hanya untuk melihat langsung keadaan rakyatnya. Mereka adalah contoh-contoh orang yang rela, walaupun didaulat sebagai pemimpin tertinggi suatu bangsa, untuk menyediakan waktu mereka. Volunteering Their Time.
Hal itu tidak hanya berlaku dalam kepemimpinan. Dalam situasi apapun, tidak akan ada orang yang percaya jika kita mengatakan peduli kepada seseorang, namun kita tidak meluangkan waktu untuk mereka. Berapa banyak seorang ayah yang hanya memberikan uang kepada anaknya namun tidak memberikan waktu yang cukup? Berapa banyak seorang anak menyediakan waktu untuk ngobrol bersama orang tuanya? Berapa banyak seorang sahabat bersedia meluangkan waktu untuk mendengarkan curhatan sahabatnya? Berapa banyak orang yang peduli terhadap korban banjir meluangkan waktu untuk sekedar memberikan selembar uang ke posko banjir terdekat?
Volunteering Your Time bukan berarti kita membuang-buang waktu yang kita miliki. Volunteering your time berarti menyadari bahwa kita perlu memberikan waktu sebagai bentuk kepedulian kita terhadap sesuatu. Jika kita merasa dan ngotot peduli terhadap sesuatu, sudahkah kita menyediakan cukup waktu untuk hal tersebut?
Bagaimana pendapat Anda?
Ingin berkomunikasi dengan saya? Follow saja @ArryRahmawan
